Setelah lama bikin rencana, akhirnya tercapai juga niat Rita untuk belajar bikin kue di rumah saya. Awalnya, Rita ingin belajar bikin aneka kue coklat. Ya sud, akhirnya saya siapkan materi untuk bikin Black Forest Cake, Double Chocolate Cake, dan Brownies. Udah ngeprint resep-nya juga lho...
Di rumah, Rita berubah pikiran ingin bikin cupcake coklat, setelah melihat dua bal mika tabung ngejogrog di sudut ruang tengah.
Ingin santai dan tidak dikejar waktu, saya sarankan Rita untuk menginap di rumah. Jadi bisa sekalian belajar sedikit tentang investasi 
Di rumah, Rita sempat terkesima melihat rak tempat penyimpanan loyang. Rak ini dibuat dengan memanfaatkan ruang sempit, dan pemasangan beberapa tingkat ambalan. Jadi loyang dengan berbagai ukuran dari 40*60 cm sampai 12*12 bisa tersimpan rapi.
Begitu juga waktu melihat mixer Kitchen Aid Professional/Heavy Duty K5SSWH di meja dapur. Menurut Rita, itu bedanya tukang kue (?) dengan orang seperti dia. Mixer saya tidak keluar masuk kardus seperti mixernya. Waduh, saya bisa sakit encok kalau mesti mengeluarkan dan kemudian memasukkan mixer itu ke kardus berulang-ulang. Masalahnya, si KA itu beratnya > 5 kg
Beginilah penampakannya... Terlihat gagah kan?

OK, lanjut cerita bikin kue. Belanja bahan kue di C4, karena saya gak mau mengganggu gugat persediaan bahan-bahan kue pesanan.
Dimulai dengan bikin sponge cake untuk double chocolate cake-nya. Saya kasih tau Rita supaya tidak terpaku pada resep. Bebaslah berkreasi, dan beranikan untuk konversi resep sendiri.
Sambil menunggu sponge cakenya matang, kami bikin chocolate ganache. Hmmm belum apa-apa, Rita sudah 'meleleh' mencium aroma ganache yang dahsyat
Ganache yang sudah jadi ini bisa langsung dipakai (sebagai ganache siram) atau disimpan dulu minimal 3 jam di kulkas untuk dibuat olesan.
Berikutnya, membuat cupcake. Karena temanya coklat, ya kami bikin cupcake coklat. Tidak ada rahasia sama sekali dalam pembuatan kue-kue saya. Tapi cara saya mengaduk adonan cake lagi-lagi membuat Rita terkesima. Saya tidak pakai cara aduk balik, tapi pakai cara yang sudah saya pakai sejak jaman dulu...dan saya nyaman dengan cara itu. Ternyata, pak Hadi Tuwendi pun mengaduk dengan cara itu. Alasan beliau tidak pakai cara aduk balik adalah tangannya kusut
hehehe bisa aja...
Kami setuju, proses menghias akan dilakukan pagi hari. Jadi malamnya kami habiskan dengan berdiskusi tentang financial planning. Macam-macam yang kami diskusikan...dari mulai bagaimana memulainya, gimana memilah-milahnya, apa itu unit link, apa beda unit link dengan asuransi jiwa, kenapa saya tidak suka unit link (walaupun saya punya, maklum dulu masih cupu), macem-macem deh...
Paginya, kami sarapan kopi + cupcake coklat yang belom dihias. Hmmm....seneng rasanya lihat wajah Rita yang 'terpuaskan' dengan kue itu.
Proses dekor dimulai dengan mengocok ganache, mengoles bagian tengah kue, menumpuk kue, dan mengoles bagian luar. Nah, sekarang udah tau kan... kenapa double chocolate cake saya bisa mulus?

Berikutnya, dekor cupcake. Pakai buttercream + spuit 1M saja, paling simpel. Topper-nya dari fondan. Untungnya, di rumah selalu sedia fondan warna siap pakai. Jadi kami tinggal gilas, cetak, hias
Kalau swirl yang Rita buat tidak mulus, tetap saya bilang bagooosss.... Kami juga bikin cupcake ala black forest , tapi cuma pakai coklat beras + bunga gum paste...maklum, sudah malas memarut coklat...






Selesai menghias kue, acara kami lanjutkan dengan nonton bersama Sang Pemimpi di Ciledug XXI... Ya, sekarang ada bioskop XXI di Ciledug... keren kan? Saya cukup naik becak lima ribu perak dari rumah buat nonton pelem.. hehehe Mayan bisa ngirit daripada sering-sering nonton di PS atau PIM 